Bayi atau balita yang menangis sering kali membuat hati sedih, terkadang menjengkelkan, terutama ketika Anda tidak selalu tahu apa yang di tangisi bayi dan bagaimana menenangkannya. Tentu saja, itu bisa karena rasa sakit atau lapar. Tapi menangis juga bisa memiliki makna yang lebih psikologis.

- Selama tiga bulan pertama. Seorang bayi sering menangis untuk mengekspresikan keadaan tidak nyaman (seperti lapar, kedinginan, atau ketidaknyamanan lainnya) dengan menarik perhatian dan meminta kontak tubuh. Sedikit demi sedikit, bayi mulai mengasosiasikan orang tua dengan “seseorang yang memenuhi kebutuhannya”, yang memainkan peran penting dalam proses pembentukan ikatan.
- Dari 3 sampai 6 bulan. Menangis bukan hanya ekspresi ketidakpuasan, tetapi juga tuntutan perhatian dan kenyamanan. Seorang bayi yang terus-menerus menangis dan diberi perhatian akan menemukan hal yang dapat diprediksi. Kebiasaan dihibur ini menuntunnya pada rasa aman.
- Dari 6 hingga 9 bulan. Kecemasan akan perpisahan muncul. Misalnya, anak akan menangis ketika orang tua meninggalkan bidang penglihatannya.
- Sekitar 9 bulan. Ketakutan akan orang asing menjadi alasan untuk menangis. Banyak bayi usia ini juga menangis di malam hari ketika mereka bangun dan merasa ditinggalkan.
- Dari 9 hingga 12 bulan. Kecemasan akan perpisahan semakin kuat dan sering disertai dengan tangisan yang keras. Anak belum belajar bahwa “pergi” diikuti dengan “kembali”.
- Dari 1 hingga 2 tahun. Bayi mulai mencoba mempengaruhi lingkungannya. Mereka menemukan bahwa menangis adalah cara untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka dan memaksa untuk menanggapi permintaan mereka.
- Dari 2 sampai 3 tahun. Anak menangis terutama untuk diyakinkan dan dengan demikian merasa aman dengan orang tua (atau orang lain). Balita juga sering menangis karena frustasi, marah, sedih atau kecewa.
- Dari 3 tahun. Bayi mulai mengembangkan imajinasi mereka dan dalam beberapa hal, ini dapat membuat mereka cemas. Anak-anak memiliki “pemikiran ajaib”: mereka percaya bahwa mereka dapat mempengaruhi kenyataan dan bahwa segala sesuatu akan terjadi karena mereka menginginkannya. Jika tidak, mereka mungkin marah atau merasa ditolak. Menangis adalah cara memaksakan keinginan mereka, meminta perhatian penuh kasih, tetapi juga menegakkan aturan yang meyakinkannya.
Dengan demikian seharusnya orangtua mulai memahami alasan anaknya menangis, Tidak semua disebabkan oleh sakit atau diserang binatang seperti nyamuk dan sebagainya. Secara psikologis anak menangis karena ingin perhatian dari orangtuanya, Karena mereka belum bisa berbicara maka satu-satunya cara mereka berkomunikasi adalah dengan tangisan.
Baca Juga : Mengapa Penting Untuk Melihat Mata Bayi?
Namun, Pada momen tertentu bisa saja anak menangis karena sakit atau gangguan lainnya. Maka dari itu, Sebaiknya bila anak nangis terus-menerus cobalah untuk membawa ke dokter spesialis anak terdekat agar dapat mengetahui apakah ada masalah dengan kesehatannya. Dokter spesialis anak memiliki ilmu dan pengetahuan lebih mengenai anak sehingga orangtua dapat meminta nasehat dari dokter mengenai mengurus anak agar tidak terjadi kesalahan yang membahayakan anak.
Baca Juga : Cara Membantu Bayi dan Ibu Tidur Nyenyak di Malam Hari
Sumber : https://scientificorigin.com
Comments 4